Naman lengkapnya adalah Selpius Bobii, lahir di Deiyai, 17 September-1977. Beliau adalah alummus dari sebuah kampus ternaman di Indonesia Timur, yakni Sekolah Tinggi Teologi-Filsafat “Fajar Timur” Abepura-Jayapura-Papua. Sejak Tahun 2004-2005 Sdr. Selpi sempat menjabat di almamaternya sebagai Ketua Badan Senat Mahasiswa (Ketua BEM). Di tahun 2002 sempat terjadi satu peristiwa bersejarah dalam hidup Sdr. Selpi, yaitu saat suatu malam minggu Sdr. Selpi bersumpah sambil memakan tanah bahwa ia akan menjadi pejuang Papua Tanah Damai hingga nyawanya diambil oleh Tuhan. Peristiwa ini adalah sumber motivasi Sdr. Selpi dalam perjuangan memperjuangakan kedamaian di Papua dari dulu hingga kini tanpa terombang-ambing oleh tawaran-tawaran duniawi yang mengiurkan, ia tetap konsisten pada komitmen passion awal.
Sdr. Selpius Sebagai Politikus “Papua Merdeka”
Kita pasti bertanya kenapa Sdr. Selpi adalah Mahasiswa anggkatan tahun 2002-2005 namun selesai lima tahun kemudian. Menurut ceritanya sendiri saat itu ia sangat aktif dalam Gerakan Pembebasa Papua dari tahun 2003, yang nama statusnya adalah Sekretaris Jenderal Front PEPERA Papua Barat 2005 s/d 2007. Dan sejak 2007 Sdr. Selpi terpilih menjadi Ketua Umum Front PEPERA Papua Barat. Organisasi ini sempat menfasilitasi aksi Abepura pada 2006 yang berujumg pada Tragedi Abepura Berdarah dalam catatan KOMNAS HAM RI. Sebagai akibatnya Sdr. Selpi mendekam dalam Penjara selama 4 tahun, dan bebas pada 11 Januari 2010.
Setelah bebas dari Penjara Sdr. Selpi merasa bahwa masih ada beban akademiknya di STFT “Fajar Timur”. Pada waktu itu Alm. Pater Neles Tebai baru selesai menyelesasikan studi doktoralnya di Gregoriana Roma dalam bidang Misiologi. Pater Neles juga saat itu diangkat dan menjabat sebagai ketua sekolah STFT “Fajar Timur”. Sdr. Selpi bersyukur bahwa Pater Neles adalah sarana Tuhan baginya untuk menyelesaikan salib akademiknya yang berjumbalah enam mata kuliah, soal Skirpsi sudah ia rampungkan sejak Tingkat Tiga atau Semester 6. Walhasil berkat bantuan Allah melaui Pater Alm. Pater Neles, Sdr. Selpi dapat menyelesaikan pendidikannya di STFT “Fajar Timur” pada 2010.
Panggilan sebagai pejuang bangsa Papua belum berakhir, tepatnya pada 2011 Sdr. Selpi dipercayakan oleh Gerakan Negara Federal Republik Papua Barat (GNFRPB) untuk menjadi Ketua Panitia Kongres III Bangsa Papua yang diselenggarakan di lapangan Zakeus Pakage, namun berujung anarkis bahkan tragis. Sebagai penangung jawab Sdr. Selpi dipanggil oleh MABES POLDA Papua. Sdr. Selpi divonis tiga tahun penjara pada tahun itu dan dibebaskan pada tanggal 24 Juli tahun 2014. Sdr. Selpi juga aktif menulis buku dan artikel terkait isu Papua. Sdr. Selpi juga sempat selama enam tahun meninggalkan dunia ramai dan menempuh Jalan Sunyi di kampung halamannya. Kini ia sudah kembali lagi untuk menyuarakan Suara Kenabian dengan jalan doa, puasa, dan rekonsiliasi demi pemulihan bangsa Papua. Statusnya kini sebagai Koordinator Jaringan Doa Rekonsiliasi Untuk Pemulihan Papua (JDRP2), (Hasil Diskusi bersama Sdr. Selpius Bobii seorang eks-tapol Papua dan Koordinator JDRP2 di Sentani-Papua, pada Jumat, 12-08-2021, Pukul. 17:05-19:20 Wit).
Selpius Sebagai Nabi Bangsa West Papua
Rupanya pada 2011 hingga 2014 mendekam dalam penjara Sdr. Selpi menemukan sebuah ilham perjuangan perdamaian Papua yang sangat birlian. Sehingga setelah dibebaskan Sdr. Selpi menempuh Jalan Sunyi di kampung halamannya di Deiyai guna bergumul dan berfleksi prihal masa depan bangsa Papua di pangkuan NKRI, mengapa Papua sulit memperoleh kedamaian yang sejati atas semua ketidakadilan. Dalam jalan Sunyi itu Sdr. Selpi berusaha mencari kira-kira apa jalan yang terbaik untuk kedamaian Papua. Ia berdoa dan berpuasa, dan puji Tuhan Sdr. Selpi memperoleh karunia Penglihatan Dan Nubuat-Nubuat Atas Eksistensi Dan Masa Depan Bangsa Papua yang secara langsung Diilhamkan Oleh Roh Kudus Sendiri (hal ini barangkali agak membuat kita yang berpikir empirik, pragmatis, skeptis, dan ilmiah (manusiawi) sulit menerima, namun coba kita tanggalkan kaca mata jasmani kita dan mengenakan kaca mata rohani kita untuk menyelami misteri pengilahatan Sdr. Selpi di bawah ini).
Penglihatan dan Nubuat-Nubuat Masa Depan Bangsa Papua Barat Sdr. Selpi ia tuangkan dalam berbagai bentuk tulisan, salah satunya dalam buku barunya yang berjudul Bergulat Menuju Tanah Suci Papua. Di dalam buku yang diterbitkan oleh Pnerbit: Wirewit Study Centre, Port Numbay-Papua Barat pada 2020 dengan tebal 360 halaman ini memuat empat tema pokok, yakni;
Pertama, Bara Aneksasi di Tanah Papua. Pada bagian ini penulis memaparkan sejarah aneksasi papua ke dalam pangkuang NKRI dalam tiga tahap. Masing-masing tahap, penulis menampilkan pejuangan bangsa Papua dan dampak dari Aneksasi itu. Dan menawarkan solusi final untuk mengahiri penindasan di Tanah Papua.
Tanah Papau memang secara politik ada dalam gengaman Negara Indonesia, tetapi secara hukum sangat lemah. Papua dalam NKRI dapat bertahan karena adanya konspirasi kepentingan ekonomi, politik dan keagamaan dari Indonesai dan para sekutunya. Tiang utama penopang Papua dalam NKRI dalah kepentingan ekonmi, lain tidak ada, (Bobii, 2020, hlm. 5).
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies dan Fenomena Capres 2024
|
Kedua, Pembuktian Di Hadapan Allha Dan Sistem Teo-Sosiokrasi Papua. Ada landasan teortis-praktis untuk membangun perabadan bangsa Papua. Metode ini digali dari kebiasaan suku-suku di Tanah Papua. Tujuannya sebagai resolusi konflik, memilih pemimpin sesuai kehendak Allah, membuktikan hukum perkara pidana dan perdata secara alami: agar bangsa Ppaua berdiri sama tinggi dan dudk sama rendah dan suasna yang penuh adil dan penuh damai sejahtera lahir batin, dalam penantian Yesus yang kedua kali ek dunia ini untuk memimpin kerajaan seribu tahun (Bobii, 2020, hlm. 137).
Ketiga Membuka Selubung Rahasia Allah Di Balik Kata Papua. Indonesia dan sekutunya memiliki rencara untuk memusnahkan bnagsa Papua dari muka bumi ini, tetapi Allah punya rencana lain dengan Tanah Air dan Bnagsa Papua. Semua pihak yang berkepentingan di Tanah Papau harus tahu dan sadar bahwa “ Tanah Papua” adalah “ Tanah Perjanjian” Menjelang akhir zaman ini, Allah hendak memakai bagsa Papua Bergandengan dengan bangsa Israel untuk mewujudkan renca-Nya, (Bobii, 2020, hlm. 208).
Keempat, Bangsa Papua Lahhir Baru Di Dalam Tuhan. Bagian ini berisi Landasan berdirinya Kerajaan Transisi Papua untuk memeperispakan jalan Tuhan yang akan datang ke dunia ini untuk memimpin kerajaan 1000 tahun. Kesakisan dan pewartaan dalam Bagian Dua, Tiga, dan Empat adaah melalui penglihatan dan dari Roh Kudus, Siapa yang menhujat Roh Kudus akan ada akibatnya. Kata Yesus Setiap Orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak manusia ia akan diampuni, tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni (Luk. 12:10, Mrk. 3:29), (Bobii, 2020, hlm. 256).
Dengan demikian menurut Sdr. Selpi perjuangan perdamaian di Papua selama ini sulit terwujud karena perjuangan yang dikdepankan ialah perjuangan yang jasmaiah, yaitu tuntutan kedamaian potilits. Dan dengan begiti bangsa Papua melupakan perjuangan perdamaian rohani, yaitu Lahir Baru dalam Kristus. Sehingg kini perdamaian rohanilah yang mesti dikejar oleh bangsa Papua. Semua OAP harus Berdoa dan Berpuasa serentak selama 40 hari mulai dari Sorong hingga Samarai. Siangkatnya kedamaian sejati itu adalah kedamain jasmani tapi juga kedamaian rohani. Maka untuk menegakan kedamaian sejati di Papua maka JDRP2 mesti berbarangan dengan JDP sebagai dua fasilitator kunci dialog Jakarta-Papua.
Oleh: Siorus Degei
Referensi Hasil Diskusi Bersama Sdr. Selpius Bobii Eks-Tapol dan Koordinator JDRP2, Pada Jumat, 10-08-2021. Pukul 17:05-19:20 Wit, bertempat di Sentani-Papua.Bobii Selpius. 2020. Bergulat Menuju Tanah Suci Papua. Wirewit Study Centre, Jayapura.